MAKALAH : Tasawuf Falsafi (Revisi)
TASAWUF
FALSAFI
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Akhlak
Tasawuf yang diampu oleh Bapak : Moch. Cholid Wardi, M.HI
Disusun
oleh: kelompok VII
Noer
Azmi Soviaturrini
Devi
Sri Windari
Aini
Kusnifatun Fitriya
Siti
Nurfadilah
Lely
Kustiana Dewi
PROGRAM
STUDY PERBANKAN SYARI’AH (PBS)
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
TAHUN AKADEMIK 2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas terselesaikannya
makalah ini, tanpa berkah dan kemurahannya, kami tidak mungkin menyelesaikan
makalah ini. Kedua kalinya shalawat serta salam tetap tercurahkan pada nabi
Muhammmad SAW. yang telah membawa kita dari jalan kebodohan menuju jalan yang
terang benderang.
Didalam makalah ini kami selaku penyusun hanya sebatas ilmu
yang bisa kami sajikan, memenuhi tugas dari Dosen Pengampu kami. Kami menyadari
bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami tentang Bahasa Indonesia,
sehingga menjadikan keterbatasan kami pula untuk memberikan materi yang lebih
detail tentang Bahasa Indonesia. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Harapan kami, semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita,
setidaknya untuk sekedar membuka cakrawala berpikir kita tentang materi yang
kami sajikan.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini terutama kepada
kelompok kami yang telah memberikan
bantuan berupa material maupun non-material dan yang telah membimbing dalam
penyusunan makalah ini.
Pamekasan, 02 Desember 2017
PENULIS
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR
ISI............................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah.................................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tasawuf
Falsafi..................................................................... 3
B. Masa perkembangan
Falsafi................................................................... 4
C. Tokoh-tokoh Tasawuf Falsafi................................................................. 4
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 6
B Saran.................................................................................................... .... 8
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................ 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah tasawuf adalah
suatu makna yang mengandung arti tentang segala sesuatu untuk berupaya
membersihkan jiwa serta mendekatkan diri kepada Allah dengan mahabbah
yang sedekat-dekatnya. Tasawuf mempunyai banyak arti dan istilah yang
kesemuanya itu merupakan ajaran tentang kesehajaan, kezuhudan, keserdehanaan,
jauh dari kemegahan dan selalu merendahkan diri di hadapan Allah SWT. Intinya
segala perilaku dan perbuatannya semata-mata hanya untuk Allah SWT.
Beberapa tokoh ahli berpendapat
tentang asal muasal kata tasawuf.
Pertama,
mereka yang menyatakan bahwa tasawuf berasal dari kata Ahlu Suffaah yaitu
dinisbatkan kepada sebagian sahabat Rasulullah SAW yang hidupnya selalu
menempati ruangan-ruangan di serambi Masjid Rasulullah di Madinah. Mereka
memusatkan perhatian dalam hidupnya untuk beribadah kepada Allah untuk mencari
keridhaannya.
Kedua,
kata tasawuf berasal dari kata Shafa
yang berarti bersih/suci. Kata ini dinisbatkan kepada orang-orang selalu
menjaga kebersihan dan kesucian hatinya dengan selalu menjauhi segala bentuk
pelanggaran dan kemaksiatan kepada Allah serta selalu melakukan ketaatan kepada
Allah. Mereka selalu melakukan ritual/ ibadah dalam bentuk sholat, puasa baik
wajib maupun sunnat serta selalu mengingat Allah. Kehidupan mereka selalu
diabdikan untuk selalu beribadah kepada Allah dalam arti yang seluas-luasnya.
Ketiga,
mereka yang menyatakan bahwa tasawuf berasal dari kata Shaff, yang dinisbatkan kepada barisan sholat dan barisan perang.
Mereka kaum sufi, mereka yang selalu berada di shaf depan dalam sholat bersama
Rasulullah. Dalam kata lain, mereka selalu tekun dan rajin serta berlomba-lomba
dalam menjalankan kebaikan dan taat kepada Allah. Demikian juga mereka berada
dalam shaf terdepan dalam berperang di jalan Allah. Dengan kata lain, kaum sufi
adalah mereka selalu mengabdikan kepada kejayaan Islam dan kaum Muslimin.
Keempat,
mereka yang menyatakan bahwa tasawuf berasal dari kata Saufi yang berarti
kebijaksanaan. Kata ini dinisbatkan kepada para kaum sufi yang selalu cinta
kepada kebenaran dan kebijaksanaan. Pendepat ini setidaknya dikemukakan oleh
Mirkaz yang kemudian diikuti Jurji
Zaidan yang menyatakan bahwa istilah sufi ada sebelum terjadinya penerjemahan
karya-karya yunani, yang selanjutnya mememngaruhi alam pikiran ummat islam, dan
terjadilah asailmilasi antara pemikiran kaum filosof yunani dengan kalangan
ummat islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian Tasawuf Falsafi ?
2. Kapan masa
perkembangan Falsafi?
3. Siapa saja tokoh-tokoh Tasawuf falsafi ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk
mengetahui apa pengertian Tasawuf Falsafi
2. Untuk
mengetahui perkembangan Falsafi
3. Untuk
mengetahui tokoh-tokoh Tasawuf Falsafi
BAB
ll
PEM
BAHASAN
A. Pengertian Tasawuf Falsafi
Ajaran-ajaran
tasawuf terwujud setidaknya dari kecenderugan ajaran-ajarannya. Tardapat dua
kecenderungan ajaran-ajaran tasawuf, yaitu ajaran yang berorentasi kepada
prilaku dan sikap umat ketika mereka berinteraksi dengan dunia luar. mereka
yang dikelompokkan kepada kaum tasawuf Sunni/Akhlaki, dan mereka yang mempunyai
kecendmngan ajaran-ajaran yang didasarkan pada perkataan yang harus dipahami
dengan mendalam dan teliti.
Tasawuf
falsafi secara sederhana dapat didefinisikan
sebagai kajian dan
jalan esoietis dalam isiam untuk mengembangkan kesucian batin yang kaya dengan
pandangan-pandangan filosofis. Keberadaan tasawuf
bercorak falsafi ini pada satu sisi telah menarik parhatian para ulama yang
pada awalnya kurang senang dengan kehadiran filsafat dalam khazanah Islam. Sementara
bagi para ulama yang menyenangi kajian-kajian filsafat dan sekaligus menguasainya,
tasawuf falsafi
bagaikan sungai yang
airnya demikian bening dan begitu menggoda untuk direnangi. Seorang sufi yang dianggap sebagai
perintis tasawuf falsafi adalah lbn Masarrah (W. 319/ 931), yang hidup di
Andalusia. Sekaligus dia dapat dianggap sebagai filosof sufi petama dalam dunia
Islam. Ajaran tasawufnya dipengaruhi oleh pandangan filsafat emanasi sebagai
kelanjutan dari emanasi Plotinus. Menurutnya, melalui jalan tasawuf manusia
dapat melepaskan jiwanya dari belenggu/penjara badan dan memperoleh karunia Tuhan
berupa penyinaran hati dengan
nur Tuhan. Suatu ma‘rifah yang memberikan kebahagiaan sejati. Ia junga menganut
pandangan bahwa kehidupan di akhirat bersifat ruhani, sehingga di akhirat kelak
manusia dibangkitkan ruhnya saja, tidak dengan badan. Pandangan yang amat mirip
dengan pernyataan
Ibnu Sina tentang kebangkitan manusia kelak di akhirat.[1]
B. Masa perkembangan Falsafi
Setelah
tasawuf semi falsafi
mendapat hambatan dari tasawuf Sunni tersebut, maka pada abad VI Hijriyah,
tampillah tasawuf falsafi, yaitu tasawuf yang bercampur dengan ajaran filsafat, kompromi dalam
pemakaian term-term filsafat yang maknanya disesuaikan dengan tasawuf. Oleh
karena itu, tasawuf yang berbau filsafat ini tidak sepenuhnya bisa dikatakan tasawuf, dan
juga tidak bisa dikatakan sebagai filsafat. Karena itu sebut saja tasawuf
falsafi, karena di satu pihak
memakai term-term filsafat, namun secara
epistimologis memakai dzauq/intuisi/wujdan (rasa).
Ibn
Khaldun dalam Muqaddimahnya menyimpulkan, bahwa tasawuf falsafi mempunyai empat obyek
utama, dan menurut Abu al-Wafa bisa dijadikan karakter sufi falsafi, yaitu:
l.
Latihan rohaniah dengan rasa, intuisi serta
introspeksi yang timbul darinya,
2. Illuminasi atau hakikat
yang tersingkap dari alam ghaib,
3. Peristiwa-peristiwa
dalam alam maupun kosmos berpengaruh terhadap berbagai bentuk kekeramatan atau
keluar biasaan,
4. Penciptaan
ungkapan-ungkapan yang pengertiannya sepintas samar-samar (syathahiyat) (Ibn
Khaldun, tt.).[2]
C.
Tokoh-tokoh Tasawuf Falsafi
Di
antara tokoh-tokoh tasawuf falsafi
adalah lbnu Arabi, Al-Jilinnu Sab’imdan Ibnu Masarrah.
Biografi
singkat
Nama
lengkap Ibnu Arabi adalah Muhammad bin ‘Ali bin Ahmad bin ‘Abdullah Atha-That’i
Al-Haitami. Ia lahir di Murcia, Andalusia Tenggara, Spanyol. tahun 560 H, dari
keluarga berpangkat, hartawan, dan ilmuwan. Namanya biasa disebut tanpa “al”
untuk membedakan dengan Abu Bakar Ibnu Al-Arabi, seorang qadhi dari Sevilla
yang wafat pada tahun 543 H. Di Sevilla (Spanyol), ia mempelajari Alquran,
Al-Hadis, serta fiqh
pada sejumlah murid seorang faqih Andalusia terkenal, yaitu Ibnu Hazm
Azh-Zhahiti.
Setelah
berusia 3O tahun, ia mulai berkelana ke berbagai kawasan Andalusia dan kawasan
Islam bagian barat. Di antara deretan guru-gunmya, tercatat nama-nama, seperti
Abu Madyan Al-Ghauts Ate Talimsari dan Yasmin Musyaniyah (seorang wali dari kalangan wanita). Keduanya
banyak memengaruhi ajaran Ibnu Arabi. Dikabarkan, ia pun pernah berjumpa dengan Ibnu Rusyd,
filsuf muslim dan tabib
istana dinasti Berbar dari Alomohad, di
Kordova. Ia pun dikabarkan mengunjungi Al-Mariyyah
yang menjadi pusat madrasah Ibnu Masarrah, seorang sufi falsafi yang cukup
berpengaruh dan memperoleh banyak pengaruh di Andalusia.
Di
antara karya monumentalnya adalah Al-Futztuhat Al-Makiyyah yang ditulis pada
tahun 1201 tatkala ia sedang menunaikan ibadah haji. Karya lainnya adalah Tarjuman Al-Asuywaq yang
ditulisnya untuk mengenang kecantikan, ketakwaan,
dan kepintaran seorang gadis cantik dari keluarga seorang suli dari Persia. Karya lainnya, sebagaimana
dilaporkan oleh Muolvi, yaitu Masthid Al-Asrar, Mathali Al-Anwar Al-Ilahiyyah,
Hilyat AI-Abdal, Kimiya As-Sa’adat, Muhadharat AJ-Abrar, Kitab Al-Akhlaq,
Majmu’ Ar-Rasa’il Al-Ilahiyyah, Mawaqi’ AnNujum, Al-Jamwa At-Tafshil f1 Haqa’iq
At-Tanzzil, Al-Ma’rifah Al-Ilahiyyah, dan Al-lsra’ ila Maqam Al-Atsna.[3]
.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari materi-materi yang
dijelaskan di atas mengenai pembahasan tasawuf falsafi, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Tasawuf Falsafi adalah sebuah
konsep ajaran tasawuf yang mengenal Tuhan (ma’rifat) dengan
pendekatan rasional (filsafat) hingga menuju ketingkat yang lebih tinggi, bukan hanya mengenal Tuhan saja
(ma’rifatullah) melainkan yang lebih tinggi dari itu yaitu wahdat al- wujud (kesatuan wujud).
2. Tasawuf falsafi, disebut juga
dengan
tasawuf nazhari, merupakan
tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistis dan visi rasional
sebagai penggagasnya. Berbeda dengan tasawuf salafi
(akhlaqi), tasawuf filosofi menggunakan terminologi filosofis dalam
pengungkapannya.
Selama
abad kelima hijriah, aliran tasawuf salafi (akhlaqi) terus tumbuh dan
berkembang. Sebaliknya, aliran tasawuf falsafi ini mulai tenggelam dan muncul
kembali dalam bentuk lain pada pribadi-pribadi sufi yang juga filosof.
Tenggelamnya aliran ini adalah imbas dari kejayaan teologi Ahlussunnah
Wal Jama’ah di atas aliran-aliran lain.
3. Tokoh-tokoh tasawuf falsafi serta ajaran-ajarannya antara lain
yaitu:
a. Ibn Arabi
Ajaran tasawufnya yaitu yang paling sentral
adalah wahdat al-wujud (kesatuan wujud).
b. Al-Jilli
Ajaran tasawufnya yaitu tentang insan kamil (manusia
sempurna).
c. Ibn Sabi’in
Ajaran tasawufnya yaitu tentang kesatuan mutlak dan ia
menolak terhadap logika Aristotelian. Jadi yang menjadi karakteristik dari
tasawuf falsafi adalah ajarannya lebih mengarah pada teori-teori yang
rumit dan memerlukan pemahaman yang lebih mendalam, mengedepankan akal,
ajarannya memadukan antara visi mistis dan rasional.
B.
Saran
Dari
makalah yang kelompok kami buat, kami berharap kepada pembaca agar memberi kritik, saran serta masukan yang membangun terhadap makalah yang kami buat. karena menurut kelompok kami makalah
yang kami buat masih kurang sempurna. Jadi, kelompok kami membutuhkan kritik, saran serta masukan agar lebih baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Solichin, Muchlis, Mohammad Akhlak
& Tasawuf . Surabaya: Pena Salsabila 2014
Syukur, Amin, Mengugat
Tasawuf . Yogjakarta: Pustaka Pelajar 2002
Anwar, Rosihon, Akhlak
Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia 2010