Karya Tulis Lepas : Menyeimbangkan Logika dengan Hati Menurut Perspektif Tasawuf
Nama
: Moh. Wildani Firdauzi
Kelas : PBS-E
NIM : 20170703021141
Menyeimbangkan Logika dengan Hati Menurut Perspektif
Tasawuf
Tasawuf,
mungkin ketika kita ( orang awam ) mendengar atau membaca kata tersebut
terlihat sedikit aneh atau bahkan takut, mengapa demikian ? selain pengetahuan
kita yang masih sedikit mungkin juga karena
yang biasa kita dengar tasawuf itu berkaitan dengan orang-orang wara’,
sufi dan orang-orang yang memiliki tingkat keimanan tingkat tinggi. Namun
tasawuf sendiri setelah kita mempelajarinya dapat merubah pemikiran kita
tentang apa itu tasawuf, juga banyak hal yang dapat kita ambil untuk menambah
pengetahuan kita tentang agama khusunya tentang ketuhanan, disana terdapat
tingkatan-tingkatan tasawuf dan cara-cara bagaimana kita meningkatkan keimanan
kita.
Di
dunia ini kita sebagai manusia mempunyai banyak hak dan juga kewajiban yang
harus kita kerjakan, tentunya dalam melaksanakannya kita diatur dan di batasi
oleh hak-hak orang lain. Kewajiban kita sebagai umat islam salah satunya yaitu shalat, shalat merupakan rukun islam yang
ke-2, dalam melaksanakan shalat kita harus memenuhi beberapa syarat yang harus
dipenuhi terlebih dahulu salah satu dari syarat itu dengan mealakukan wudhu, disini yang
menarik perhatian untuk saya kaji adalah tentang hal yang membatalkan wudhu
yaitu “kentut”. Kentut merupakan keluarnya udara melalui lubang dubur namun
ketika kita berwudhu kenapa kita tidak perlu mambasuh dubur ? hanya dengan
membasuh muka dan lain lainnya kita sudah suci kembali dari hadast kecil
(Asghar).
Dari
kejadian diatas kita dapat mengambil pelajaran hidup bahwa tidak semua yang
kita kerjakan untuk memenuhi kewajiban yang di perintahkan tuhan itu sesuai
atau selaras dengan pikiran kita, hal itu berhubungan langsung dengan keimanan
kita, intinya kita dalam melakukan kewajiban tuhan harus senantiasa iman dan
yakin dengan sepenuh hati terlebih lagi jika hal itu didasari dengan ilmu
pengetahuan yang cukup. Dalam ilmu tasawuf banyak kejadian-kejadian yang
selaras dengan contoh diatas seperti dalam kasus syekh siti Jenar, dia terpaksa
dibunuh oleh walisongo lantaran di khawatirkan dapat mengganggu keimanan
manusia lainnya yang ilmu atau pengetahuannya belum sampai kepada ajaran yang
dimiliki syekh siti Jenar atau bahkan menimbulkan kesesatan nantinya. Tasawuf
disini penting adanya bagi manusia untuk dipelajari agar kita bisa mengetahui
status dan posisi kita sebagai hamba yang harus tunduk dan patuh terhadap
perintah-Nya sebagai yang di sembah.
Adapun
konteks lain yang menarik untuk dikaji ialah mengenai tujuan-tujuan manusia,
tentunya setiap , manusia memiliki tujuannya masing-masing dan mereka pula
mempunyai cara yang berbeda-beda dalam mewujudkan keinginan mereka. Berdasarkan
pengalaman pribadi dan juga beberapa pendapat dari narasumber berpendapat
mengenai beberapa masalah yaitu ketika kita menginginkan sesuatu atau
berkeinginan mencapai sesuatu tentunya kita melakukannya dengan berbagai cara
diantaranya berusaha dan berdoa, namun yang jadi pertanyaan apa yang akan
dilakukan ketika kita sedang berusaha mencapai sesuatu yang kita inginkan kita
mendapatkan ujian yang cukup berat yang sampai membuat kita merasa bahwa apa
yang kita inginkan bukan bagian dari takdir kita untuk menggapainya. Disini lah
berbagai pendapat dan langkah-langkah yang muncul, ada yang pasrah begitu saja
dengan beranggapan sesuatu yang kita inginkan itu bukan termasuk dari takdir
kita dan berganggapan bahwa sesuatu yang kita inginkan itu bukan yang terbaik
bagi kita karena sesungguhnya Allah tidak memberikan apa yang kita inginkan
melainkan Allah memberikan apa yang kita butuhkan. Dalam konteks yang berbeda
ada pula yang beranggapan ketika mereka berada dalam kondisi tersebut (ujian
terberat) mereka memilih untuk terus lanjut menggapai sesuatu yang diinginkan
dengan dasar bahwa Allah akan mengabulkan permintaan hamba-hamba-Nya yang mau
berusaha dengan sungguh-sungguh tentunya dikuti dengan doa, mereka yakin
keinginan mereka pasti bisa dicapainya karena janji Allah itu pasti. Kedua
pendapat ini sama-sama memiliki dasar-dasar yang rasional, namun kembali lagi
pada hati, apakah hati kita berkata lanjut atau mundur, tentunya hal itu di
pengaruhi oleh iman kita semua seberapa iman kita kepada Allah swt. seberapa
yakin kita akan kekuasaan-Nya.
Kedua
topik diatas ( “kentut” dan “menggapai tujuan” ) sangat penting untuk kita
mempelajari tentang ilmu tsawuf agar kita tahu langkah apa yang harus kita
ambil dalam untuk menyelesaikan kedua topik diatas, yang mana tasawuf sendiri didalamnya terdapat
beberapa tingkatan-tingkatan yang yang harus kita pahami dengan benar agar kita
betul-betul mengetahui seperti apa keadaan dan posisi kita sebagai hamba dalam
menjalankan perintah-Nya serta taat dan tunduk terhadap segala titah-Nya,
sebagai yang disembah.