Karya Tulis Lepas : Rendah Hati (Berbuat Baik terhadap Sesama)



Nama              : Akhmad Tri Suwandoko
NIM           : 20170703021239
Prodi          : PBS E

Rendah hati (berbuat baik terhadap sesama)

Perkembangan era yang dimulai menjelma kedalam kehidupan manusia, yang semakin hari kian memaksa kita untuk berbaur dan beradaptasi dengan era modern ini. dari sebuah fenomena sosial masyarakat yang saat ini kita alami dimana perkembangan teknologi yang semakin pesat dan tanpa batas, perkembangan ini pun memberikan dampak yang baik bagi umat manusia. Namun dalam keadaan ini juga tidak dapat menjamin umat manusia akan terus mendapatkan kenyamanan dan bahkan juga berdampak buruk dalam problema fisik dan psikis bagi masyarakat itu sendiri.
            Tasawuf pun menjadi bingkai ulama dalam mengatasi problema ini, banyak ulama mengatakan tasawuf berasal dari kata SHAFA yang berarti bersih atau sifat mulia dan rendah hati, tasawuf memang sejak lama dijadikan sebagai terapi alternatif oleh umat muslim terdahulu, namun masih banyak orang-orang yang belum mengatahui bahwa kegiatan spiritual ini (Tasawuf) sangat efektif dalam problema kehidupan manusia di era modern ini. pada dasarnya tasawuf mengajarkan bagaimana cara membersihkan jiwa dan meningkatkan amal ibadah dengan teknik-teknik tertentu, seperti : bagaimana cara berbicara baik dan sopan, sabar, tidak berburuk sangka, dan memperlakukan orang lain dengan kasih sayang dan hati yang lembut. Akan tetapi, sesuai ajaran islam umat muslim juga tidak diperbolehkan melakukan sesuatu yang berlebih-lebihan, maka dari itu umat muslim akan dapat menyeimbangkan antara ketengangan jiwa (rohani) dan kesehatan fisik (jasmani).
            Satu hal yang harus kita ingat adalah dalam berbuat baik pada sesama umat manusia, kita tidak boleh pilih kasih. Kita harus berbuat baik kepada siapa saja tanpa memandang latar belakang dari setiap manusia. Dan satu hal yang penting dalam berbuat baik kepada sesama manusia adalah kita harus ikhlas dan tulus melakukannya karna ridho Allah SWT semata. Sebab, sesungguhnya setiap perbuatan akan kembali kepada pelakunya. Kebaikan yang kita lakukan kepada orang lain akan dibalas kebaikan pula. Selain dibalas kebaikan, penghormatan, kasih sayang dari manusia, dan perbuatan baik kita juga akan membuat kita jauh lebih dekat lagi dengan sang pencipta yakni Allah SWT. Dan jika kita mendapat kasih sayang dari Allah, sungguh itulah kenikmatan yang begitu besar. Dengan kasih sayang-Nya, kita akan mendapatkan kemuliaan hidup dan kebahagiaan baik didunia maupun  di akhirat.
            Dibawah ini telah dijelaskan, bahwa Allah berfirman :
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya : “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”  (QS.Al-Baqarah : 148)

Antusias khayalan dalam mengikuti kegiatan spiritual (tasawuf) ini pun mulai merabat dan terbentang luas, banyak orang non muslim yang masuk ke agama islam karena ingin mendapatkan ketenangan jiwa (true peace). Dan masih ada juga orang-orang yang terlalu mendalami kegiatan spiritual (tasawuf) ini mempraktekkannya dengan teori-teori yang melenceng dari islam, dan pada akhirnya “tasawuf” juga tergantung bagaimana cara kita menyikapinya.

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH : Tasawuf Falsafi (Revisi)

REVISI MAKALAH : Tasawuf Irfani (Konsep dan Tokohnya)

REVISI MAKALAH : Tasawuf di Indonesia dan Tokohnya